Lihat! Ini Pendapat Psikolog Tentang Pamer Harta di Media Sosial
Balerumah.com - Baru-baru ini, sebuah video menjadi viral di Internet. Unggah tampilan aset untuk melihat saldo dan tabungan ATM semakin ramai di media sosial. Fenomena ini juga memberikan dampak, salah satunya adalah dampak psikososial.
sumber foto: pixabay
Hal yang masih baru dan ramai diperbincangkan yaitu tantangan review saldo ATM. "Review saldonya ganteng", kata-kata dalam video itu beredar luas di situs jejaring sosial utama. Bahkan, beberapa anak muda yang mengikuti challenge menunjukkan saldo ATM mereka, menunjukkan sisa saldo ATM yang bernilai miliaran rupiah.
Menurut laporan Kompas.com, Senin (8 Agustus 2021), unggahan terkait pengecekan saldo ATM juga viral di media sosial, tidak hanya di TikTok, tetapi juga di Instagram dan Twitter.
Hening Widyastuti, psikolog sosial di Solo, mengatakan seniman dan orang yang pamer kekayaan merupakan fenomena menyedihkan dan mengkhawatirkan yang bisa berdampak psikologis bagi masyarakat. "(Mereka) kurang peka terhadap situasi sosial di mana penegasan diri mereka diprioritaskan dibandingkan dengan masalah sosial yang sangat mengkhawatirkan di sekitar mereka," kata Henning. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, dampaknya tidak hanya memberikan pukulan berat bagi sistem kesehatan, tetapi juga memberikan pukulan berat bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Ini adalah fenomena yang menyedihkan dan mengkhawatirkan yang akan berdampak psikologis pada masyarakat. "(Mereka) kurang peka terhadap situasi sosial di mana penegasan diri mereka diprioritaskan dibandingkan dengan masalah sosial yang sangat mengkhawatirkan di sekitar mereka," kata Henning. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, dampaknya tidak hanya memberikan pukulan berat bagi sistem kesehatan, tetapi juga memberikan pukulan berat bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Perekonomian dan kesejahteraan Indonesia tidak merata. Herning mengatakan ketimpangan ekonomi yang tinggi masih akan menimbulkan berbagai masalah sosial antara si kaya dan si miskin.Oleh karena itu, fenomena pamer kekayaan saat ini akan memicu dampak psikologis bagi masyarakat.
Ketimpangan sosial dan kesejahteraan juga sering menyebabkan peningkatan kejahatan, seperti pencurian dan pembunuhan. Pandemi COVID-19 membuat orang semakin sulit bahkan makin membebani mereka secara psikologis.
Henning percaya bahwa semakin ramainya tampilan kekayaan di media sosial hanya akan menunjukkan bahwa kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin besar, yang akan berdampak pada masyarakat. "Situasi saat ini sangat sulit untuk semua departemen.
Kayak baru mau makan, mau makan besok, tapi nggak bisa kasih ke anaknya, jadi beban psikologisnya berat. “Hening mengungkapkan dampak psikologis pamer kekayaan, entah itu kaya atau kaya. Tokoh masyarakat di media sosial Beban psikologis masyarakat semakin berat.
“Pengaruh psikologis secara tidak langsung dapat memicu perilaku kriminal, seperti pencurian, perampokan, peredaran narkoba, dan lain-lain,” imbuh Henning. Media sosial dapat mendorong orang untuk memamerkan kekayaan atau harta benda mereka. Henning percaya bahwa semakin ramainya tampilan kekayaan di media sosial hanya akan menunjukkan bahwa kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin besar, yang akan berdampak pada masyarakat. "Situasi saat ini sangat sulit untuk semua departemen.