Inilah Yang Harus Kamu Tahu Tentang Rapid Tes, Swab, dan PCR
Balerumah.com - Di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) 2019, banyak yang bertanya-tanya apa itu rapid test, swab dan PCR dan apa bedanya. Ketiganya merupakan istilah yang terkait dengan diagnosis Covid-19. Selama pandemi ini, penting untuk memberi tahu diri Anda tiga hal ini.
gambar via: pixabay
Pengertian Rapid Test, Swab, dan PCR
Tenaga medis mungkin sudah tahu apa itu rapid test, swab, dan PCR. Namun hal ini tidak berlaku bagi masyarakat umum. Rapid test, swab, dan PCR adalah istilah yang digunakan dalam metode pemeriksaan medis untuk menentukan ada tidaknya Covid-19 di tubuh manusia
Dokter mengkonfirmasi diagnosis Covid-19 setelah pemeriksaan. Namun, dibandingkan dengan rapid test, swab dan PCR sebenarnya berkaitan. Ini penjelasannya:
Apa itu Rapid test?
Pasca pengumuman kasus pertama Covid-19, media massa banyak memberikan penjelasan tentang apa itu rapid test. Quick test adalah metode pemeriksaan/pengujian untuk mendapatkan hasil secara cepat. Saat virus terinfeksi, gunakan alat cartridge untuk memeriksa apakah ada antibodi di dalam tubuh.
Tujuan dilakukan tes ini adalah untuk menyaring pasien dalam pemantauan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah kapiler (jari) atau vena.
Tes cepat juga sering disebut sebagai tes serologis. Dari sisi diagnosis Covid-19, akurasi deteksi cepat bisa mencapai 90%. Proses mengetahui hasil tes ini sangat cepat, hanya membutuhkan waktu 30-60 menit, dan harus dilakukan oleh tenaga ahli di laboratorium. Harga alat ini terjangkau. Ini adalah salah satu keuntungan dari pengujian cepat, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa banyak orang secara bersamaan.
Deteksi cepat virus SARS co-2 saat ini dapat mendeteksi antibodi, dan beberapa dapat mendeteksi antigen, tetapi banyak laboratorium belum melakukannya. Tes cepat yang mendeteksi antibodi tidak dapat dideteksi pada awal penyakit, karena antibodi mungkin belum terbentuk atau kadar antibodi masih rendah.
Oleh karena itu, jika tidak ada respon dalam hasil pemeriksaan, maka harus diperiksa kembali setelah 7-14 hari untuk memastikan tidak ada virus pada orang yang bersangkutan. Apalagi jika yang bersangkutan memiliki riwayat terpapar virus SARS co-2.
Pemeriksaan Swab Test – PCR
Swab dan PCR tidak dapat dipisahkan dalam penetapan metode pengujian diagnosis Covid-19. Swab adalah cara untuk mendapatkan bahan pemeriksaan (sampel). Swab dilakukan pada nasofaring dan/atau orofaring. Ekstraksi ini dilakukan dengan menyeka rongga nasofaring dan/atau orofaringeal dengan kapas khusus dan alat lainnya.
PCR adalah singkatan dari reaksi berantai polimerase. PCR adalah metode untuk mendeteksi virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Tes ini akan memberikan hasil terlepas dari apakah seseorang positif SARS Co-2 atau tidak.
Dibanding dengan rapid test, pemeriksaan RT-PCR ini lebih akurat. Metode ini juga yang dianjurkan oleh WHO untuk mendeteksi adanya Covid-19. Namun tingkat akurasi metode ini dibarengi dengan kerumitan proses dan harga alat yang cukup tinggi. Selain itu, proses agar mengetahui hasilnya pun lebih lama daripada rapid test.
Apa Perbedaannya Rapid Test, Swab, dan PCR?
Dari penjelasan tentang apa itu rapid test, dan PCR di atas, perbedaannya bisa disimpulkan seperti berikut ini:
Apa yang diambil?
Rapid test: yang diambil sampel darah dengan tusuk jari atau darah dari vena
Swab-PCR: sampel dari rongga nasofaring dan atau orofarings
Bagaimana prosedurnya?
Rapid test: Sederhana dan lebih cepat
Swab-PCR: Lebih rumit dan memakan waktu
Apa hasilnya?
Rapid test: reaktif atau non reaktif
Swab-PCR: positif atau negative
Rapid test dan PCR memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Keduanya ini tentu bisa digunakan dalam rangka diagnosis Covid-19. Rapid test dianjurkan bagi masyarakat untuk mengikuti tes skrining yang hendak secara mandiri untuk mengetahui kondisinya terkait dengan paparan Covid-19.
Apabila anda ragu, lebih baik tidak mengikutinya.