Apa Itu Skripsi? Berikut Penjelasan Singkatnya
Balerumah.com – Pada akhir pendidikan Sarjana, mahasiswa akan bertemu dengan yang namanya skripsi. Sebenarnya, skripsi ini sudah tidak asing lagi bagi kalian. Mungkin anda pernah diberi tugas membuat makalah yang isinya Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tinjauan Pustaka, dll. Ketika sekolah?
gambar va: pixabay
Skripsi juga tidak jauh beda dengan itu. Penelitian yang dituangkan dalam tulisan ilmiah . Hanya saja, biasanya saat sekolah, kita cenderung “Ngasal” dalam membuatnya,tidak benar-benar penelitian. Buka internet, copas, daftar pustaka banyak tapi 90% dari sumber blogspot, dan lain-lain.
Menurut KBBI, skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya [1]. Lebih tepatnya kalau di Indonesia, skripsi itu syarat untuk lulus dari jenjang sarjana atau S-1 (Strata 1). Skripsi, biasanya, juga disebut Tugas Akhir atau TA.
Jika kelak menyusun skripsi (kalau udah jadi mahasiswa S-1), kita tidak bisa ngasal lagi dalam membuatnya seperti buat makalah pada saat sekolah. Kita akan benar-benar melakukan penelitian, dibimbing dari dosen, diawasi supaya tidak plagiat atau copas (karena itu melanggar etika akademik), dll.
Biasanya, hal yang membuat penyusunan skripsi susah itu, selain mungkin karena topik penelitiannya susah adalah karena tidak terbiasa menulis karangan ilmiah dengan baik dan benar tanpa copas dengan peraturan lainnya.
Suka merasakan, ide banyak tapi sangat susah dituangkan dalam bentuk tulisan? Apalagi tulisan ilmiah yang harus sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Udah jadi, direvisi sama dosen berkali-kali. Apalagi kalau file-nya hilang terus gak sempet di-back-up.
Bagaimana proses penyusunan Skripsi?
Penyusunan skripsi mungkin bisa berbeda tahapannya antara satu universitas dengan universitas lainnya. Namun, secara umum terdapat beberapa tahapan yang harus ditempul oleh mahasiswa seperti:
-Pengajuan judul untuk skripsi
-Pengajuan proposal skripsi
-Seminar proposal untuk skripsi
-Penelitian
Sidang. Ini merupakan tahapan dimana mahasiswa siap untuk mempresentasikan hasil karya ilmiah yang sudah dibuatnya di hadapan beberapa dosen. Pada tahapan ini juga menunjukkan bahwa skripsi sudah dianggap siap dan selesai.
Hasil ujian diterima dengan revisi. Setelahnya, mahasiswa harus mengerjakan revisi sesuai dengan apa yang sudah dicek oleh dosen dan mendapatkan masukan pula dari dosen penguji.
Biasanya, skripsi akan mulai dilakukan pada semester 7 atau 8. Yang paling penting adalah anda harus selalu meng-update informasi tentang skripsi ini agar nantinya tak ketinggalan informasi.
Tetapi, kenapa menulis skripsi itu sulit?
1. Karena Semuanya Dilakukan Sendiri
Dalam menulis sebuah skripsi, apa pun akan kita buat secara sendiri. Tetapi bukan berarti tidak akan ada yang membimbing dan membantu kita.
Di sini jiwa sarjana di uji, karena skripsi itu karya tulis yang butuh kemampuan khusus. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Tak cukup pintar saja, tapi pintar-pintar menyiasati skripsi biar tidak mandek.
Pada saat seminar, hasil dan sidang semua harus dijalani sendiri dan semuanya yang membantu hanya memberi dukungan secara tak langsung dari belakang. Di sinilah rasa percaya diri yang butuh banget dibangun.
Skripsi itu mata kuliah yang mewajibkan kamu serba sendiri walaupun sekalian mengambil dengan teman-teman, tapi saat menentukan judul banyak yang beda dengan temanmu walaupun ada yang berhubungan tapi pasti ada yang beda. Makanya gue tekankan di sinilah kemampuan dan kemandirian seorang mahasiswa tahap akhir diuji.
2. Revisian dari Dosen Pembimbing
Menulis skripsi dari hasil tulisan sendiri rasanya lebih menikmati proses, walaupun dosbing sampai bosan melihat tampangmu saja yang kena revisi. Kadang pada saat ini hanya dapat capek dan lelah karena revisi terus-terusan, nanti malah dapat kesan jadi “mahasiswa pengejar skripsi”.
Usahakan jangan sampai terjerumus dengan joki skripsi. Yang suka memberikan kode bagi yang tak mau menulis skripsi. Tak usah hiraukan kode-kodean joki skripsi yang menawarkan jasa buat skripsi yang biayanya bikin dompetmu jebol dan kamu menyesal di kemudian hari.
Ada juga dosen yang teliti banget terhadap penulisan seperti tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar tapi tak terlalu perhatikan pada tata penulisan. Ada juga kebalikannya hanya melihat tata penulisan tapi bahasa yang baik dan benar tak terlalu diperhatikan. Keduanya serba asyik yang penting revisi itu memperbaiki yang salah dan membuat diri tegar bahwa benar akan tiba waktunya.
3. Program Studi Sulit dan Salah Jurusan
Salahnya jurusan tempat kuliah berpengaruh besar buat menyiapkan skripsi walaupun tak mutlak apakah itu lama atau cepat. Ada jurusan yang mewajibkan mahasiswanya tamat berdasarkan prosedur 3,5 - 4 tahun dan ada juga yang tak ada batasan asalnya tak melewati batas akhir sebelum 14 semester.
Satu sisi ini baik yang memprogramkan tamatnya mahasiswa oleh pihak jurusan agar memenuhi target kelulusan. Dan ada juga jurusan yang tak membatasi waktu tamat yang penting tidak melebihi 14 semester, lama bukan...!!!
Terus jurusan sains (IPA) lebih lama lulusnya ketimbang lulusan sosial (IPS), itu sih pertama jumlah kesulitan dan penelitian untuk skripsi di jurusan sains perlu data penunjang bermacam-macam dan waktu penelitian yang relatif lama. Makanya jurusan sains sering dilangkahi dari yang sosial walaupun sifatnya relatif tergantung si mahasiswanya juga..
4. Sudah Berpikir Sulit Duluan
Kadang tipe mahasiswa yang begini buat menyelesaikan skripsi karena sulit mikir sulitnya kenapa. Sudah setengah jalan malah bingung judul skripsi, tinjauan pustaka sama metode penelitian. Kayaknya apa yang dibuat ada yang salah, gerutu di dalam dirinya.
Memikirkan sulitnya kenapa ibarat mau menembak gebetan tapi sudah berpikir jauh banget seakan-akan sudah jadian. Semua itu harus dijalani dulu, agar segala kendala bisa dipikirkan selanjutnya. Jangan nantinya malah menjadi beban pikiran yang berlarut-larut.
Problem yang dihadapkan anak skripsi lainnya karena judul skripsi semua berasal dari orang lain terlalu menganggap sulit yang dijalankan hingga kurang cakapnya terhadap mata kuliah yang berkenaan dengan judul skripsi yang diambil. Misalnya, tak ahli hitung-hitungan tapi malah ambil yang berkenaan ke arah sana.
Ada malah bingung sih, bukan bingung lagi tapi pusing tujuh keliling. Makanya sesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Ibarat mau menerbang layang-layang tapi benangnya pakai benang jahit.
5. Judul yang Dibuat Terlalu Inovatif
Judul juga sangat berpengaruh bagi susahnya sebuah skripsi.Saat mencentang mata kuliah skripsi banyak mahasiswa yang memberi judul yang beda dari yang lain. Niat awalnya biar dikata keren para teman-teman dan pembuktian bahwa skripsi bukanlah sebuah masalah.
Seiring berjalannya waktu malah kelabakan buat mencari referensi yang terbatas, pembimbing yang cocok dan akhirnya malah dilangkahi sama yunior buat lulus. Menawarkan judul yang inovatif satu sih bisa menambah referensi judul skripsi yang tak selalu itu-itu saja, tapi sisi lain menambah daftar panjang waktu yang terbuang.
Harus dicatat erat bahwa duit paling besar yang di dapat dari universitas dan kampus selain bantuan asing atau pemerintah, pendaftaran mahasiswa baru dan mahasiswa akhir yang bayar SPP terus-terus dan kuliahnya tak kelar-kelar.