Karakteristik Hewan Uji yang Sering Peneliti Gunakan
1. Rodent (binatang pengerat)
Jenis hewan pengerat yang yang digolongkan sebagai tikus, telah digunakan sebagai hewan laboratorium selama lebih dari 100 tahun. Beberapa, jenis tikus telah mengalami perubahan genetik untuk meminimalkan dan mengendalikan variable asing yang dapat mengubah hasil penelitian dan untuk keperluan penelitian.
b. Tikus Putih Galur Sprague Dawley
Keuntungan utama pada hewan ini ialah tenang dan mudah dalam penanganannya (jinak). Berat dewasa berkisar antara 250-300 gram untuk betina, dan 450 – 520 gram untuk jantan. Usia hidup antara 2, 5 – 3, 5 tahun. Ekornya lebih panjang daripada tikus galur wistar, dan berkembang biak dengan cepat.
Tikus yang satu ini paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian biomedis seperti toksikologi, uji efikasi dan keamanan, uji reproduksi, uji behavior/perilaku, aging, teratogenik, onkologi, nutrisi, dan uji farmakologi lainnya. Contoh-contoh penelitian yang dilakukan antara lain Studi infeksi maternal dan fetal, Studi efek diet pre-natal tinggi garam pada keturunan , studi efek status seks dan hormonal pada stress yang diinduksi kerusakan memori.
Studi gen ostocalcin spesifik tulang pada tikus, dan Studi eksitabilitas hippocampus selama siklus estrus pada tikus. Tikus ini pertama dihasilkan oleh peternakan Sprague Dawley- (kemudian menjadi Sprague Dawley-Animal Perusahaan) di Madison, Wisconsin pada tahun 1925
c. Tikus Putih Galur Wistar
Tikus galur wistar memiliki bobot yang lebih ringan dan juga lebih galak ketimbang galur Sprague dawley. Tikus ini banyak digunakan pada penelitian toksikologi, penyakit infeksi, uji efikasi, dan aging.
d. Tikus Mungil Alias Mencit
Mencit berbeda dengan tikus, dilihat dari ukurannya yang mini, berkembang biak yang relatif cepat, dan 99% gennya mirip dengan manusia. Oleh sebab itu, mencit sangat representative jika digunakan sebagai model penyakit genetik manusia (bawaan). Selain itu, mencit juga cukup mudah untuk direkayasa genetiknya, sehingga menghasilkan model yang sesuai untuk berbagai macam penyakit pada manusia. Selain itu, mencit juga lebih menguntungkan dalam hal penanganan, lebih mudah tempat penyimpanan, serta harganya yang relatif lebih murah.
2. Kelinci
Kelinci juga merupakan hewan uji yang sering digunakan selain tikus. Contohnya kelinci albino Hewan ini biasanya digunakan untuk uji iritasi mata karena kelinci memiliki air mata lebih sedikit daripada hewan lain dan sedikitnya pigmen di mata karena warna albinonya menjadikan efek yang dihasilkan mudah untuk diamati. Selain itu, kelinci juga banyak digunakan untuk menghasilkan antibody poliklonal.
Jenis hewan pengerat yang yang digolongkan sebagai tikus, telah digunakan sebagai hewan laboratorium selama lebih dari 100 tahun. Beberapa, jenis tikus telah mengalami perubahan genetik untuk meminimalkan dan mengendalikan variable asing yang dapat mengubah hasil penelitian dan untuk keperluan penelitian.
Via: Pixabay
Tikus juga merupakan hewan yang reprodusible sehingga tersedia dalam jumlah yang cukup untuk penelitian yang memerlukan banyak hewan coba. Terdapat berbagai macam jenis tikus diantaranya :
a. Tikus Biobreeding
Tikus ini salah satu tikus yang rentan terkena DM tipe 1, sehingga tikus ini banya digunakan dan banyak berperan dalam penemuan obat DM tipe 1
a. Tikus Biobreeding
Tikus ini salah satu tikus yang rentan terkena DM tipe 1, sehingga tikus ini banya digunakan dan banyak berperan dalam penemuan obat DM tipe 1
b. Tikus Putih Galur Sprague Dawley
Keuntungan utama pada hewan ini ialah tenang dan mudah dalam penanganannya (jinak). Berat dewasa berkisar antara 250-300 gram untuk betina, dan 450 – 520 gram untuk jantan. Usia hidup antara 2, 5 – 3, 5 tahun. Ekornya lebih panjang daripada tikus galur wistar, dan berkembang biak dengan cepat.
Tikus yang satu ini paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian biomedis seperti toksikologi, uji efikasi dan keamanan, uji reproduksi, uji behavior/perilaku, aging, teratogenik, onkologi, nutrisi, dan uji farmakologi lainnya. Contoh-contoh penelitian yang dilakukan antara lain Studi infeksi maternal dan fetal, Studi efek diet pre-natal tinggi garam pada keturunan , studi efek status seks dan hormonal pada stress yang diinduksi kerusakan memori.
Studi gen ostocalcin spesifik tulang pada tikus, dan Studi eksitabilitas hippocampus selama siklus estrus pada tikus. Tikus ini pertama dihasilkan oleh peternakan Sprague Dawley- (kemudian menjadi Sprague Dawley-Animal Perusahaan) di Madison, Wisconsin pada tahun 1925
c. Tikus Putih Galur Wistar
Tikus galur wistar memiliki bobot yang lebih ringan dan juga lebih galak ketimbang galur Sprague dawley. Tikus ini banyak digunakan pada penelitian toksikologi, penyakit infeksi, uji efikasi, dan aging.
d. Tikus Mungil Alias Mencit
Mencit berbeda dengan tikus, dilihat dari ukurannya yang mini, berkembang biak yang relatif cepat, dan 99% gennya mirip dengan manusia. Oleh sebab itu, mencit sangat representative jika digunakan sebagai model penyakit genetik manusia (bawaan). Selain itu, mencit juga cukup mudah untuk direkayasa genetiknya, sehingga menghasilkan model yang sesuai untuk berbagai macam penyakit pada manusia. Selain itu, mencit juga lebih menguntungkan dalam hal penanganan, lebih mudah tempat penyimpanan, serta harganya yang relatif lebih murah.
2. Kelinci
Kelinci juga merupakan hewan uji yang sering digunakan selain tikus. Contohnya kelinci albino Hewan ini biasanya digunakan untuk uji iritasi mata karena kelinci memiliki air mata lebih sedikit daripada hewan lain dan sedikitnya pigmen di mata karena warna albinonya menjadikan efek yang dihasilkan mudah untuk diamati. Selain itu, kelinci juga banyak digunakan untuk menghasilkan antibody poliklonal.