Inilah Alasan Mengapa TK Menggunakan Metode Belajar Kelompok
Balerumah.com – Sebelum memasuki sekolah dasar, ada baiknya memasukan anak ke PAUD atau TK. Hal ini berguna untuk memicu perkembangan imajinasi dan jiwa kreatif anak.
Via: pixabay.com
TK atau Taman Kanak-kanak, merupakan lembaga pendidikan yang boleh dimasuki anak ketika usianya telah mencapai empat tahun.
Di dalam TK itu, seorang guru terkadang menggunakan metode belajar kelompok. Artinya, anak dibuat menjadi berapa bagian dalam kelas, kemudian melakukan aktivitas belajar.
Terdapat beberapa alasan, mengapa TK menggunakan metode belajar berkelompok? Simak penjelasan di bawah ini.
1. Faktor Sensasi
Ketika anak berkumpul dan belajar bersama, ada sensasi yang mereka rasakan. Sensasi ini akan membuat anak lebih tertarik dalam belajar.
Mungkin, ada beberapa anak yang punya sifat pemalu, sulit berbaur, sehingga orangtua mesti mendampinginya. Wajar saja, karena anak masih dalam tahap berkembang.
Maka dari itu, metode belajar kelompok ini dapat mengatasi sifat anak yang tadinya pemalu hingga mudah berbaur.
Metode belajar ini harus dibuat asik, santai dan tidak kaku. Agar sensasi yang anak rasakan membuatnya lebih betah dalam belajar dan juga tidak membosankan.
Seperti misalnya bernyanyi, melukis, melakukan tanya jawab, dan belajar menghitung. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam berkelompok, supaya anak merasa lebih ceria dan semangat.
Hal yang perlu diperhatikan terkait sensasi ini adalah:
a. Suasana harus dibuat menyenangkan
b. Kelompokan anak secara acak agar mereka mengenal satu sama lain
c. Perhatikan reaksi individu satu persatu
Dengan melakukan perhatian tersebut kepada anak, anda (sebagai guru) akan melihat sejauh mana mereka berkembang.
Via: pixabay.com
2. Faktor Keaktifan
Seorang anak terlihat lebih aktif apabila apa yang mereka lakukan juga mereka sukai. Dalam belajar berkelompok, mungkin bisa juga tiap anak melakukan hal yang berbeda.
Jika anda sebagai guru yang mengajar TK, perlu anda ketahui; untuk mengajar, pastikan murid murid anda nantinya akan menjadi lebih aktif.
Bagaimana caranya?
a. Media belajar dengan mainan
Seperti misalnya, hari ini anak belajar menghitung. Tentunya, ada banyak media yang bisa digunakan untuk memicu keaktifan mereka dalam berhitung.
Contohnya: menggunakan mainan kecil. Mainan ini nantinya akan anda buat dalam barisan kecil dan berilah mereka kesempatan untuk menhitung berapa jumlahnya.
b. Buat pilihan
Ketika belajar, sebagai guru, sesekali anda memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya.
Seperti misalnya dalam melukis, anda perkenankan anak untuk melukis apa saja sesuai imajinasi mereka. Sehingga mereka akan lebih senang dalam melakukannya.
Baca juga: Media yang Cocok Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Faktor Pikiran
Pikiran anak yang masih TK memang suka meniru kebiasaan orang lain, mereka belum bisa melakukan segala hal dengan mandiri.
Nah, maka dari itu, belajar dengan berkelompok akan membantu anak dalam berpikir, memahami dan mengaplikasikannya ketika mereka mencoba meniru teman dan gurunya.
Pikiran anak juga perlu dibina, supaya tidak melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, guru selalu sedia memperhatikan tingkah laku muridnya.
Pada dasarnya, pikiran anak masih sangat muda, masih membutuhkan asupan dari luar seperti guru, keluarga dan teman.
Maka dari itu, pembentukan kelompok untuk belajar penting demi membentuk pikiran yang mandiri.
Via: pixabay.com
4. Faktor Ingatan
Seorang anak lebih mudah ingat ketika mereka berhadapan dengan sesuatu yang menyenangkan. Belajar kelompok juga merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka.
Mereka bisa mempelajari sesuatu dengan bersama - sama, saling berbagi dengan yang lain, dan juga membuatnya lebih aktif dalam belajar.
Ada riset yang mengatakan bahwa:
a. Seorang anak lebih ingat kepada orang yang disukainya atau yang berbuat baik kepadanya.
b. Anak juga mengingat apa yang sering ada di lingkungan sekitar mereka.
c. Dan sesuatu yang membuatnya bahagia.
Dari ketiga poin itu, orang tua dan guru harus menerapkannya kepada anak, supaya ingatan anak terlatih sampai remaja nanti.
Baca juga: Penerapan Ilmu Sosial di Luar Sekolah Setelah Belajar
5. Komunikasi
Melatih berkomunikasi penting dilakukan sejak dini. Karena ketika dewasa nanti, mereka akan lebih sering berkomunikasi dengan lawan jenis, bahkan dengan orang yang belum mereka kenal.
Ketika anak belajar dalam berkelompok, tak jarang kita lihat mereka saling berkomunikasi dan berinteraksi yang menimbulkan rasa senang.
Pada saat inilah, mereka terlihat aktif dalam belajar dan bermain dengan teman - temannya.
Selain itu, komunikasi antara murid dan guru juga perlu dilakukan agar terciptanya rasa percaya diri pada anak.
Anak yang percaya diri ini tidak segan - segan unuk bertanya kepada gurunya ketika mereka mengalami kesulitan dalam belajar.
Maka dari itu, sesekali anda lakukan tanya jawab kepada anak supaya mereka terlatih dalam berkomunikasi.
Baca juga: Metode Sederhana Untuk Belajar yang Efektif di Rumah
Demikianlah penjelasan dari Bale Rumah, apabila artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan ke grup atau sosial media anda agar orang di sekitarmu juga membacanya.
Via: pixabay.com
TK atau Taman Kanak-kanak, merupakan lembaga pendidikan yang boleh dimasuki anak ketika usianya telah mencapai empat tahun.
Di dalam TK itu, seorang guru terkadang menggunakan metode belajar kelompok. Artinya, anak dibuat menjadi berapa bagian dalam kelas, kemudian melakukan aktivitas belajar.
Terdapat beberapa alasan, mengapa TK menggunakan metode belajar berkelompok? Simak penjelasan di bawah ini.
1. Faktor Sensasi
Ketika anak berkumpul dan belajar bersama, ada sensasi yang mereka rasakan. Sensasi ini akan membuat anak lebih tertarik dalam belajar.
Mungkin, ada beberapa anak yang punya sifat pemalu, sulit berbaur, sehingga orangtua mesti mendampinginya. Wajar saja, karena anak masih dalam tahap berkembang.
Maka dari itu, metode belajar kelompok ini dapat mengatasi sifat anak yang tadinya pemalu hingga mudah berbaur.
Metode belajar ini harus dibuat asik, santai dan tidak kaku. Agar sensasi yang anak rasakan membuatnya lebih betah dalam belajar dan juga tidak membosankan.
Seperti misalnya bernyanyi, melukis, melakukan tanya jawab, dan belajar menghitung. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam berkelompok, supaya anak merasa lebih ceria dan semangat.
Hal yang perlu diperhatikan terkait sensasi ini adalah:
a. Suasana harus dibuat menyenangkan
b. Kelompokan anak secara acak agar mereka mengenal satu sama lain
c. Perhatikan reaksi individu satu persatu
Dengan melakukan perhatian tersebut kepada anak, anda (sebagai guru) akan melihat sejauh mana mereka berkembang.
Via: pixabay.com
2. Faktor Keaktifan
Seorang anak terlihat lebih aktif apabila apa yang mereka lakukan juga mereka sukai. Dalam belajar berkelompok, mungkin bisa juga tiap anak melakukan hal yang berbeda.
Jika anda sebagai guru yang mengajar TK, perlu anda ketahui; untuk mengajar, pastikan murid murid anda nantinya akan menjadi lebih aktif.
Bagaimana caranya?
a. Media belajar dengan mainan
Seperti misalnya, hari ini anak belajar menghitung. Tentunya, ada banyak media yang bisa digunakan untuk memicu keaktifan mereka dalam berhitung.
Contohnya: menggunakan mainan kecil. Mainan ini nantinya akan anda buat dalam barisan kecil dan berilah mereka kesempatan untuk menhitung berapa jumlahnya.
b. Buat pilihan
Ketika belajar, sebagai guru, sesekali anda memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya.
Seperti misalnya dalam melukis, anda perkenankan anak untuk melukis apa saja sesuai imajinasi mereka. Sehingga mereka akan lebih senang dalam melakukannya.
Baca juga: Media yang Cocok Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Faktor Pikiran
Pikiran anak yang masih TK memang suka meniru kebiasaan orang lain, mereka belum bisa melakukan segala hal dengan mandiri.
Nah, maka dari itu, belajar dengan berkelompok akan membantu anak dalam berpikir, memahami dan mengaplikasikannya ketika mereka mencoba meniru teman dan gurunya.
Pikiran anak juga perlu dibina, supaya tidak melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, guru selalu sedia memperhatikan tingkah laku muridnya.
Pada dasarnya, pikiran anak masih sangat muda, masih membutuhkan asupan dari luar seperti guru, keluarga dan teman.
Maka dari itu, pembentukan kelompok untuk belajar penting demi membentuk pikiran yang mandiri.
Via: pixabay.com
4. Faktor Ingatan
Seorang anak lebih mudah ingat ketika mereka berhadapan dengan sesuatu yang menyenangkan. Belajar kelompok juga merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka.
Mereka bisa mempelajari sesuatu dengan bersama - sama, saling berbagi dengan yang lain, dan juga membuatnya lebih aktif dalam belajar.
Ada riset yang mengatakan bahwa:
a. Seorang anak lebih ingat kepada orang yang disukainya atau yang berbuat baik kepadanya.
b. Anak juga mengingat apa yang sering ada di lingkungan sekitar mereka.
c. Dan sesuatu yang membuatnya bahagia.
Dari ketiga poin itu, orang tua dan guru harus menerapkannya kepada anak, supaya ingatan anak terlatih sampai remaja nanti.
Baca juga: Penerapan Ilmu Sosial di Luar Sekolah Setelah Belajar
5. Komunikasi
Melatih berkomunikasi penting dilakukan sejak dini. Karena ketika dewasa nanti, mereka akan lebih sering berkomunikasi dengan lawan jenis, bahkan dengan orang yang belum mereka kenal.
Ketika anak belajar dalam berkelompok, tak jarang kita lihat mereka saling berkomunikasi dan berinteraksi yang menimbulkan rasa senang.
Pada saat inilah, mereka terlihat aktif dalam belajar dan bermain dengan teman - temannya.
Selain itu, komunikasi antara murid dan guru juga perlu dilakukan agar terciptanya rasa percaya diri pada anak.
Anak yang percaya diri ini tidak segan - segan unuk bertanya kepada gurunya ketika mereka mengalami kesulitan dalam belajar.
Maka dari itu, sesekali anda lakukan tanya jawab kepada anak supaya mereka terlatih dalam berkomunikasi.
Baca juga: Metode Sederhana Untuk Belajar yang Efektif di Rumah
Demikianlah penjelasan dari Bale Rumah, apabila artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan ke grup atau sosial media anda agar orang di sekitarmu juga membacanya.