Penerapan Ilmu Sosial di Luar Sekolah Setelah Belajar
Balerumah.com - Alangkah sia-sia apabila belajar tanpa menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam belajar mengenai ilmu sosial, tentu tidak jauh dari kebutuhan serta kepentingan individu dalam masyarakat.
Via: pixabay.com
Ilmu sosial sudah bisa kita pelajari sejak berada di bangku sekolah dasar, pada waktu itu, di sekolah biasa disebut sebagai "Ilmu Pengetahuan Sosial."
Ilmu ini mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang disiplin, beretika, dan berjiwa sosial.
Apa sih berjiwa sosial itu?
Berjiwa sosial adalah sikap yang mengutamakan kepentingan bersama sebagai manusia, dalam arti; memiliki kepentingan keseluruhan dalam masyarakat.
Sekurang-kurangnya, ada 6 point penerapan ilmu sosial yang paling sederhana di lingkungan kita.
1. Nilai dan norma
Dari setiap tindakan kita, tentunya memiliki nilai yang berkaitan baik dan buruknya sebuah perilaku.
Nilai dan norma mencetuskan sikap dan moral sebagai tolak ukur untuk bertindak.
Contoh kecil dari point ini, misalnya: meminta izin ketika meminjam barang milik teman. Hal ini harus diawali dengan meminta izin dari si empunya barang tersebut.
Apabila ia tidak meminta izin, sama saja dengan pencurian. Pencuri pun begitu, mengambil barang orang tanpa sepengetahuan si empunya.
Tetapi berhubung teman, terkadang kita tidak perlu izin untuk mengambil barang milik teman.
Sebab konotasinya adalah teman. Itulah yang disebut hilangnya nilai moral di kehidupan kita. Tetapi banyak dari kita yang tidak menyadarinya.
2. Interaksi dan peran sosial
Manusia tentunya memiliki peran utama dalam menjalankan hidup pada tatanan sosial.
Interaksi antar manusia merupakan cara manusia agar saling berkomunikasi, berhubungan, dan saling membutuhkan satu sama lain.
Via: pixabay.com
Interaksi yang kuat, timbul setelah manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di sekelilingnya.
Seperti misalnya seorang pegawai baru di sebuah tempat kerja, ia pasti akan membutuhkan komunikasi untuk saling berinteraksi.
Dalam hal ini, interaksi bertujuan untuk membangun suasana keakraban.
Sebab setelah antar pegawai saling mengenal dan akrab, tentunya akan memudahkan mereka untuk menjalani aktivitas kerja dan saling membantu.
Maka dari itu, dalam pelajaran di sekolah, kita pernah diajarkan tentang interaksi sosial. Karena itu berpengaruh pada kebutuhan kita nantinya.
3. Pembentukan kepribadian
Kepribadian sangat penting sebagai identitas moral. Pribadi yang baik sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu sosial, bahwasanya, kita sebagai manusia memiliki sikap dan perilaku yang berbeda.
Didikan dari orang tua merupakan dampak yang sangat mempengaruhi seseorang dalam membentuk jiwa pribadinya.
Kepribadian dapat dinilai dengan melihat bagaimana seseorang menanggapi sebuah masalah, yang menjadi ciri khas dan atau karakteristik individu.
Pembentukan kepribadian ini dimulai sejak manusia lahir, ketika orang tua mengasihi, memarahi, itulah yang akan membentuk karakter sampai masa sekolah nanti ketika ia berkembang, bahkan sampai dewasa.
Di sekolah, anak juga berkembang sesuai lingkungan dan bagaimana cara guru mendidiknya. Oleh sebab itu, di sekolah sangat diperhatikan tingkah laku anak dalam membentuk karakteristik pribadi.
Baca juga: Cara Agar Siswa Gemar Membaca Hanya Dengan 6 Langkah
4. Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Hal ini berkaitan dengan moral dan sifat kemanusiaan yang dimiliki setiap orang. Setiap tingkah laku manusia diatur oleh akal.
Via: pixabay.com
Akal ini bisa saja menyimpang dan bahkan tak bisa dikendalikan oleh karena faktor terutama keadaan.
Keadaan memang bisa membuat siapa saja menyimpang, seperti misalnya mencuri. Mencuri termasuk perbuatan yang menyimpang karena mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuannya.
Di sekolah, maupun di rumah. Kita pasti pernah atau diajarkan tentang berbuatan baik dan buruk.
Mencuri merupakan berbuatan yang buruk, karena sang pemilik akan mengalami kehilangan barang yang telah ia perjuangkan susah payah untuk memilikinya.
Oleh karena itu, di sebuah negara, bahkan agama, kita memiliki hukum yang berlandaskan sifat kemanusiaan.
Hal ini untuk mengatur perilaku dan tindakan manusia untuk agar tidak melakukan perbuatan yang buruk.
Baca juga: 12 Cara Mengatasi Rasa Malas Belajar yang Menghunjam
5. Status individu di masyarakat
Dalam kehidupan sosial, kita pasti punya status individu sebagai peran dari masyarakat. Apa peran kita? Ada yang sebagai anggota masyarakat, ada pula yang sebagai tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat ini seperti misalnya pegawai desa, RT dan RW. Tokoh tokoh seperti itulah yang mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Via: pixabay.com
6. Pembangunan sosial
Masyarakat mempunyai banyak peran sebagai pembangunan. Seperti misalnya pembangunan dalam berbangsa, dalam pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, keagamaan, keamanan, serta lingkungan.
Di sini, saya akan menjelaskan tentang sosial budaya.
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Karya seni adalah budaya masyarakat.
Karya seni di setiap daerah masing-masing akan mengalami perkembangan apabila manusia di sekitarnya peduli dan bahkan melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karya seni khas daerah kita wajib kita pertahankan, karena seni itu adalah identitas suatu bangsa. Apabila identitas kita telah tiada, maka kita akan sukar untuk berkembang.
Terlebih lagi, karya seni juga membuat negara kita dihargai oleh negara lain. Maka dari itu, seni adalah aset yang berharga.
Dalam ilmu sosial budaya, kita dianjurkan untuk memelihara dan merawat karya seni agar terciptanya kehidupan sosial yang tangguh dengan identitas budaya dan tradisi.
Baca juga: Contoh Pembelajaran Berbasis Masalah yang Bisa Digunakan di Kelas
Via: pixabay.com
Ilmu sosial sudah bisa kita pelajari sejak berada di bangku sekolah dasar, pada waktu itu, di sekolah biasa disebut sebagai "Ilmu Pengetahuan Sosial."
Ilmu ini mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang disiplin, beretika, dan berjiwa sosial.
Apa sih berjiwa sosial itu?
Berjiwa sosial adalah sikap yang mengutamakan kepentingan bersama sebagai manusia, dalam arti; memiliki kepentingan keseluruhan dalam masyarakat.
Sekurang-kurangnya, ada 6 point penerapan ilmu sosial yang paling sederhana di lingkungan kita.
1. Nilai dan norma
Dari setiap tindakan kita, tentunya memiliki nilai yang berkaitan baik dan buruknya sebuah perilaku.
Nilai dan norma mencetuskan sikap dan moral sebagai tolak ukur untuk bertindak.
Contoh kecil dari point ini, misalnya: meminta izin ketika meminjam barang milik teman. Hal ini harus diawali dengan meminta izin dari si empunya barang tersebut.
Apabila ia tidak meminta izin, sama saja dengan pencurian. Pencuri pun begitu, mengambil barang orang tanpa sepengetahuan si empunya.
Tetapi berhubung teman, terkadang kita tidak perlu izin untuk mengambil barang milik teman.
Sebab konotasinya adalah teman. Itulah yang disebut hilangnya nilai moral di kehidupan kita. Tetapi banyak dari kita yang tidak menyadarinya.
2. Interaksi dan peran sosial
Manusia tentunya memiliki peran utama dalam menjalankan hidup pada tatanan sosial.
Interaksi antar manusia merupakan cara manusia agar saling berkomunikasi, berhubungan, dan saling membutuhkan satu sama lain.
Via: pixabay.com
Interaksi yang kuat, timbul setelah manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di sekelilingnya.
Seperti misalnya seorang pegawai baru di sebuah tempat kerja, ia pasti akan membutuhkan komunikasi untuk saling berinteraksi.
Dalam hal ini, interaksi bertujuan untuk membangun suasana keakraban.
Sebab setelah antar pegawai saling mengenal dan akrab, tentunya akan memudahkan mereka untuk menjalani aktivitas kerja dan saling membantu.
Maka dari itu, dalam pelajaran di sekolah, kita pernah diajarkan tentang interaksi sosial. Karena itu berpengaruh pada kebutuhan kita nantinya.
3. Pembentukan kepribadian
Kepribadian sangat penting sebagai identitas moral. Pribadi yang baik sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu sosial, bahwasanya, kita sebagai manusia memiliki sikap dan perilaku yang berbeda.
Didikan dari orang tua merupakan dampak yang sangat mempengaruhi seseorang dalam membentuk jiwa pribadinya.
Kepribadian dapat dinilai dengan melihat bagaimana seseorang menanggapi sebuah masalah, yang menjadi ciri khas dan atau karakteristik individu.
Pembentukan kepribadian ini dimulai sejak manusia lahir, ketika orang tua mengasihi, memarahi, itulah yang akan membentuk karakter sampai masa sekolah nanti ketika ia berkembang, bahkan sampai dewasa.
Di sekolah, anak juga berkembang sesuai lingkungan dan bagaimana cara guru mendidiknya. Oleh sebab itu, di sekolah sangat diperhatikan tingkah laku anak dalam membentuk karakteristik pribadi.
Baca juga: Cara Agar Siswa Gemar Membaca Hanya Dengan 6 Langkah
4. Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Hal ini berkaitan dengan moral dan sifat kemanusiaan yang dimiliki setiap orang. Setiap tingkah laku manusia diatur oleh akal.
Via: pixabay.com
Akal ini bisa saja menyimpang dan bahkan tak bisa dikendalikan oleh karena faktor terutama keadaan.
Keadaan memang bisa membuat siapa saja menyimpang, seperti misalnya mencuri. Mencuri termasuk perbuatan yang menyimpang karena mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuannya.
Di sekolah, maupun di rumah. Kita pasti pernah atau diajarkan tentang berbuatan baik dan buruk.
Mencuri merupakan berbuatan yang buruk, karena sang pemilik akan mengalami kehilangan barang yang telah ia perjuangkan susah payah untuk memilikinya.
Oleh karena itu, di sebuah negara, bahkan agama, kita memiliki hukum yang berlandaskan sifat kemanusiaan.
Hal ini untuk mengatur perilaku dan tindakan manusia untuk agar tidak melakukan perbuatan yang buruk.
Baca juga: 12 Cara Mengatasi Rasa Malas Belajar yang Menghunjam
5. Status individu di masyarakat
Dalam kehidupan sosial, kita pasti punya status individu sebagai peran dari masyarakat. Apa peran kita? Ada yang sebagai anggota masyarakat, ada pula yang sebagai tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat ini seperti misalnya pegawai desa, RT dan RW. Tokoh tokoh seperti itulah yang mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Via: pixabay.com
6. Pembangunan sosial
Masyarakat mempunyai banyak peran sebagai pembangunan. Seperti misalnya pembangunan dalam berbangsa, dalam pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, keagamaan, keamanan, serta lingkungan.
Di sini, saya akan menjelaskan tentang sosial budaya.
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Karya seni adalah budaya masyarakat.
Karya seni di setiap daerah masing-masing akan mengalami perkembangan apabila manusia di sekitarnya peduli dan bahkan melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karya seni khas daerah kita wajib kita pertahankan, karena seni itu adalah identitas suatu bangsa. Apabila identitas kita telah tiada, maka kita akan sukar untuk berkembang.
Terlebih lagi, karya seni juga membuat negara kita dihargai oleh negara lain. Maka dari itu, seni adalah aset yang berharga.
Dalam ilmu sosial budaya, kita dianjurkan untuk memelihara dan merawat karya seni agar terciptanya kehidupan sosial yang tangguh dengan identitas budaya dan tradisi.
Baca juga: Contoh Pembelajaran Berbasis Masalah yang Bisa Digunakan di Kelas