3 Cara Simpel Menjadi Guru yang Profesional dan Berwibawa
Balerumah.com - Guru adalah seseorang yang mengajarkan kita tentang dunia, memberikan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.
via: pixabay.com
Di sekolah, guru berperan bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga pendidik. Itu sebabnya guru disebut sebagai tenaga pendidik.
Apa beda mengajar dan mendidik?
Sekilas kata, mungkin terlihat sama makna dari kedua kata tersebut. Tetapi sebenarnya kedua kata itu memiliki perbedaan yang mendasar.
Mendidik sangat dekat kaitannya dengan perilaku, tatakrama, dan sopan santun. Maka dari itu, tak jarang guru mengajari murid mengenai sopan santun.
Sedangkan mengajar, lebih kepada kebutuhan ilmu pengetahuan yang mesti diberikan kepada murid. Itu sebabnya, guru harus serius dan mengajari murid sampai paham.
Lalu, bagaimana cara menjadi guru yang profesional dan berwibawa? Di sini, Bale Rumah kan memaparkan satu persatu di bawah.
Via: pixabay.com
1. Penampilan
Mula-mula persiapkan dulu dari segi penampilan. Seorang guru harus memiliki penampilan menarik, agar murid tertarik dan tidak gugup dengan pertemuan di kelas.
Penampilan juga penting, karena dapat mempengaruhi perilaku murid kepada gurunya. Tidak hanya penampilan secara fashion, tetapi juga secara sosial.
Apa itu penampilan secara fashion?
Yaitu penampilan yang khas dalam berpakaian, seperti menggunakan jilbab yang tiap orang berbeda-beda gaya dan bentuknya.
Atau juga seperti menggunakan kacamata, jam tangan dan songko bagi laki-laki.
Lalu, apa penampilan secara sosial?
Yaitu penampilan atau gaya seseorang berkomunikasi dengan satu sama lain. Seperti menanyakan kabar kepada muridnya.
Ada beberapa hal yang membuat murid tidak nyaman dengan penampilan seorang guru. Saya beri contoh di bawah ini:
Misalnya, guru yang berkumis tebal, berwajah sinis, dan jarang senyum. Akan membuat murid merasa tidak nyaman ketika diajarkan.
Hal ini akan berpotensi menyebabkan rasa ketidaksukaan murid kepada guru. Terkecuali, apabila guru memiliki sikap yang asyik secara sosial.
Karena, penampilan secara fashion saja tidak cukup. Maka dari itu, guru juga harus memiliki jiwa sosial yang bagus.
Via: pixabay.com
2. Sikap
Dalam mengajar, seorang guru memiliki sikap yang berbeda-beda, begitu juga dengan kepribadian keseharinya.
Sikap juga sebagai cerminan guru kepada murid. Jika guru berperilaku menyenangkan kepada murid, maka murid juga akan menyenangkan guru.
Ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk menyikapi murid dengan cara yang berwibawa.
2.1 Beri kehangatan
Menyikapi murid dengan cara yang hangat, merupakan sikap yang membuat murid merasa nyaman dan tidak gugup.
Apasih maksudnya kehangatan itu?
Bukan hangat karena ruangan panas atau karena main panas-panasan, ya...
Maksudnya, menyikapi murid dengan penuh perhatian, penuh keakraban.
Banyak cara untuk memberi kehangatan kepada murid. Seperti di bawah ini:
2.2 Tidak mudah marah
Seperti orangtua ketika mendidik anaknya, jangan mudah marah ketika anak sulit memahami sesuatu.
Sikap yang mudah marah bukan membuat kamu seolah bijaksana, tetapi justru malah membuat orang lain tidak nyaman, terutama murid yang kriterianya masih anak-anak.
Maka dari itu, jangan mudah marah kepada murid meskipun mereka menyebalkan dan sulit untuk diarahkan.
2.3 Pedulikan setiap murid
Jangan pilih kasih kepada murid di kelas, sama ratakan kebutuhan meteri yang akan dijelaskan kepada murid. Karena, pilih kasih akan membuat murid yang lain menjadi down.
2.4 Tidak sombong
Walaupun anak-anak belum mengerti apa itu sombong, tetapi mereka sudah bisa menilai karakteristik orang melalui sikapnya.
Seperti ketika murid menyapa di luar kelas, bagaimana reaksi guru ketika itu. Maka sepatutnya kamu menyapa balik, atau berikan senyuman.
Baca juga:
3. Cara Mengajar
Setiap guru memiliki cara mengajar yang unik dan berbeda. Ada yang suka dengan menghapal, adapula yang suka dengan bernyanyi untuk mengingat.
Perlu diperhatikan, bahwa cara mengajar juga harus disesuaikan dengan porsi murid. Murid sekolah dasar, tidak bisa dipaksakan untuk menghapal.
Sebagai guru, kamu harus membuat murid paham dengan meteri dengan cara yang mudah, seperti:
3.1 Menganalogikakan yang rumit menjadi sederhana
Setiapkali mengajar, pasti ada saja murid yang sulit menerima pelajaran, sulit untuk memahami materi. Tapi, ini hal yang wajar.
Karena setiap otak mempunyai daya serap yang berbeda, ada yang lambat, ada juga yang cepat. Seperti matahari yang dikelilingi oleh bumi.
Jika diibaratkan; guru adalah Matahari, dan murid adalah tatasurya yang mengitarinya, bisa dilihat, bahwa Planet Bumi mengelilingi Matahari selama 365 hari, sedangkan Planet Jupiter, bisa sampai 12 tahun. Hal ini sama seperti manusia, yang memiliki daya serap ke otak lambat atau cepat.
Contoh menganalogikakan: Simbiosis mutualisme, misalnya. Bisa diibaratkan seperti seorang Ayah dan Ibu, yang saling menjaga, saling menguntungkan.
Atau, simbiosis parasitisme. Seperti seorang anak yang bandel, jarang pulang, kalau disuruh tak mau, belajar tak mau. Maunya minta uang dan main tanpa pernah bantu orangtua.
3.2 Membimbing murid sampai bisa
Dibutuhkan kesabaran untuk membuat murid sampai bisa menguasai pelajaran. Jika kamu bisa membuat murid menjadi mengerti, paham, bahkan berkompeten. Maka kamu adalah guru yang profesional.
Mengapa?
Karna sejatinya, tugas guru adalah membuat muridnya menjadi cerdas, dan bahkan melampauinya. Seperti seorang ilmuan, rata-rata dari mereka, murid menjadi lebih besar dari gurunya sendiri.
3.3 Serius tapi santai
Pernahkah kamu mengalami diajari oleh guru yang serius, tapi santai? Ya, seperti itulah, kamu bisa ambil contoh baik dari dirinya.
Misalnya, ketika guru mengajar di depan, sedang membahas materi secara serius, lalu guru tersebut malah bercanda agar para murid tertawa.
Itu merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi stres dengan menyelipkan humo. Mungkin murid sudah kehabisan berpikir, otak murid sudah penuh, jadi sulit menerima materi lagi.
Oke, selesai...
Itu saja yang dapat saya sampaikan kepada pembaca sekalian. Apabila artikel ini bermanfaat, sikahkan bagikan ke grup agar teman-temanmu membaca.
via: pixabay.com
Di sekolah, guru berperan bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga pendidik. Itu sebabnya guru disebut sebagai tenaga pendidik.
Apa beda mengajar dan mendidik?
Sekilas kata, mungkin terlihat sama makna dari kedua kata tersebut. Tetapi sebenarnya kedua kata itu memiliki perbedaan yang mendasar.
Mendidik sangat dekat kaitannya dengan perilaku, tatakrama, dan sopan santun. Maka dari itu, tak jarang guru mengajari murid mengenai sopan santun.
Sedangkan mengajar, lebih kepada kebutuhan ilmu pengetahuan yang mesti diberikan kepada murid. Itu sebabnya, guru harus serius dan mengajari murid sampai paham.
Lalu, bagaimana cara menjadi guru yang profesional dan berwibawa? Di sini, Bale Rumah kan memaparkan satu persatu di bawah.
Via: pixabay.com
1. Penampilan
Mula-mula persiapkan dulu dari segi penampilan. Seorang guru harus memiliki penampilan menarik, agar murid tertarik dan tidak gugup dengan pertemuan di kelas.
Penampilan juga penting, karena dapat mempengaruhi perilaku murid kepada gurunya. Tidak hanya penampilan secara fashion, tetapi juga secara sosial.
Apa itu penampilan secara fashion?
Yaitu penampilan yang khas dalam berpakaian, seperti menggunakan jilbab yang tiap orang berbeda-beda gaya dan bentuknya.
Atau juga seperti menggunakan kacamata, jam tangan dan songko bagi laki-laki.
Lalu, apa penampilan secara sosial?
Yaitu penampilan atau gaya seseorang berkomunikasi dengan satu sama lain. Seperti menanyakan kabar kepada muridnya.
Ada beberapa hal yang membuat murid tidak nyaman dengan penampilan seorang guru. Saya beri contoh di bawah ini:
Misalnya, guru yang berkumis tebal, berwajah sinis, dan jarang senyum. Akan membuat murid merasa tidak nyaman ketika diajarkan.
Hal ini akan berpotensi menyebabkan rasa ketidaksukaan murid kepada guru. Terkecuali, apabila guru memiliki sikap yang asyik secara sosial.
Karena, penampilan secara fashion saja tidak cukup. Maka dari itu, guru juga harus memiliki jiwa sosial yang bagus.
Via: pixabay.com
2. Sikap
Dalam mengajar, seorang guru memiliki sikap yang berbeda-beda, begitu juga dengan kepribadian keseharinya.
Sikap juga sebagai cerminan guru kepada murid. Jika guru berperilaku menyenangkan kepada murid, maka murid juga akan menyenangkan guru.
Ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk menyikapi murid dengan cara yang berwibawa.
2.1 Beri kehangatan
Menyikapi murid dengan cara yang hangat, merupakan sikap yang membuat murid merasa nyaman dan tidak gugup.
Apasih maksudnya kehangatan itu?
Bukan hangat karena ruangan panas atau karena main panas-panasan, ya...
Maksudnya, menyikapi murid dengan penuh perhatian, penuh keakraban.
Banyak cara untuk memberi kehangatan kepada murid. Seperti di bawah ini:
- Menanyakan kabar: apa kabar hari ini?
- Tanyakan murid, apakah sudah paham?
- Perhatikan murid yang kesulitan.
- Dan masih banyak lainnya.
2.2 Tidak mudah marah
Seperti orangtua ketika mendidik anaknya, jangan mudah marah ketika anak sulit memahami sesuatu.
Sikap yang mudah marah bukan membuat kamu seolah bijaksana, tetapi justru malah membuat orang lain tidak nyaman, terutama murid yang kriterianya masih anak-anak.
Maka dari itu, jangan mudah marah kepada murid meskipun mereka menyebalkan dan sulit untuk diarahkan.
2.3 Pedulikan setiap murid
Jangan pilih kasih kepada murid di kelas, sama ratakan kebutuhan meteri yang akan dijelaskan kepada murid. Karena, pilih kasih akan membuat murid yang lain menjadi down.
2.4 Tidak sombong
Walaupun anak-anak belum mengerti apa itu sombong, tetapi mereka sudah bisa menilai karakteristik orang melalui sikapnya.
Seperti ketika murid menyapa di luar kelas, bagaimana reaksi guru ketika itu. Maka sepatutnya kamu menyapa balik, atau berikan senyuman.
Baca juga:
- Cara Agar Siswa Gemar Membaca
- Cara Mengajar Untuk Guru Pemula
- Cara Mengembangkat Bakat Anak Agar Berprestasi
3. Cara Mengajar
Setiap guru memiliki cara mengajar yang unik dan berbeda. Ada yang suka dengan menghapal, adapula yang suka dengan bernyanyi untuk mengingat.
Perlu diperhatikan, bahwa cara mengajar juga harus disesuaikan dengan porsi murid. Murid sekolah dasar, tidak bisa dipaksakan untuk menghapal.
Sebagai guru, kamu harus membuat murid paham dengan meteri dengan cara yang mudah, seperti:
3.1 Menganalogikakan yang rumit menjadi sederhana
Setiapkali mengajar, pasti ada saja murid yang sulit menerima pelajaran, sulit untuk memahami materi. Tapi, ini hal yang wajar.
Karena setiap otak mempunyai daya serap yang berbeda, ada yang lambat, ada juga yang cepat. Seperti matahari yang dikelilingi oleh bumi.
Jika diibaratkan; guru adalah Matahari, dan murid adalah tatasurya yang mengitarinya, bisa dilihat, bahwa Planet Bumi mengelilingi Matahari selama 365 hari, sedangkan Planet Jupiter, bisa sampai 12 tahun. Hal ini sama seperti manusia, yang memiliki daya serap ke otak lambat atau cepat.
Contoh menganalogikakan: Simbiosis mutualisme, misalnya. Bisa diibaratkan seperti seorang Ayah dan Ibu, yang saling menjaga, saling menguntungkan.
Atau, simbiosis parasitisme. Seperti seorang anak yang bandel, jarang pulang, kalau disuruh tak mau, belajar tak mau. Maunya minta uang dan main tanpa pernah bantu orangtua.
3.2 Membimbing murid sampai bisa
Dibutuhkan kesabaran untuk membuat murid sampai bisa menguasai pelajaran. Jika kamu bisa membuat murid menjadi mengerti, paham, bahkan berkompeten. Maka kamu adalah guru yang profesional.
Mengapa?
Karna sejatinya, tugas guru adalah membuat muridnya menjadi cerdas, dan bahkan melampauinya. Seperti seorang ilmuan, rata-rata dari mereka, murid menjadi lebih besar dari gurunya sendiri.
3.3 Serius tapi santai
Pernahkah kamu mengalami diajari oleh guru yang serius, tapi santai? Ya, seperti itulah, kamu bisa ambil contoh baik dari dirinya.
Misalnya, ketika guru mengajar di depan, sedang membahas materi secara serius, lalu guru tersebut malah bercanda agar para murid tertawa.
Itu merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi stres dengan menyelipkan humo. Mungkin murid sudah kehabisan berpikir, otak murid sudah penuh, jadi sulit menerima materi lagi.
Oke, selesai...
Itu saja yang dapat saya sampaikan kepada pembaca sekalian. Apabila artikel ini bermanfaat, sikahkan bagikan ke grup agar teman-temanmu membaca.